HUT MUSEUM PERJOANGAN BOGOR (1)


PENDAHULUAN
Sejarah perjuangan Bogor menempati posisi yang unik dalam lintasan sejarah Kemerdekaan Indonesia, selain sebagai penyangga Ibukota Negara, Bogor merupakan saksi bisu perjalanan sejarah bangsa yang telah dimulai masa pra dan setelah kemerdekaan, juga sebagai tempat Implementasi beberapa gagasan baru tentang Pembentukan negara Republik Indonesia yang baru berdiri. Misalnya call Sign RRI pada tahun 1945 yang menyebarluaskan berita kemerdekaan RI ke segenap pelosok tanah air. Bahkan Bogor memiliki suatu tempat/gedung yang fenomenal namun banyak terlupakan oleh masyarakat Indonesia yaitu sebagai gedung pusat perjuangan Para Pemuda merebut Kemerdekaan Republik Indonesia, selanjutnya menjadi sekolah  URIL AJREM yaitu tempat sekolah penyesuaian para pemuda pejuang yang ingin bergabung ke TNI, kemudian menjadi gedung KNIP Daerah Bogor (Komite Nasional Indonesia Pusat untuk Daerah Bogor/ saat itu KNIP setara dengan DPR RI atau DPRD Bogor) dan saat ini menjadi Museum Perjuangan Bogor. Selain itu, Bogor memiliki beberapa titik  pertempuran besar (Palagan) yang menjadi bukti sejarah tentang perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI di tingkat Karesidenan Bogor.

TUJUAN KEGIATAN
  • Memberi informasi kepada masyarakat luas tentang sejarah Museum Perjuangan Bogor.
  • Menggali potensi pariwisata sejarah ( historical tourism ) sebagaimana dicanangkan dalam program “ Gerakan Cinta Museum”.
  • Menanamkan nilai dan filsafat perjuangan Bogor kepada generasi muda.

Pamplet Peduli Sejarah Tanah Air

IPIK GANDAMANA (BUPATI PERTAMA BOGOR)

Ipik Gandamana (lahir di Purwakarta, Jawa Barat, 30 November 1906; umur 103 tahun) adalah gubernur Jawa Barat periode 1956-1959. Ipik dibesarkan di Banten. Perjalanan karier kedinasannya berawal sebagai CA (candidate ambtenar) di zaman pendudukan Jepang dan ditempatkan di Bogor selama dua tahun, Kemudian menjadi Mantri Polisi di Cikijing, menjadi Mantri Kabupaten Jakarta tahun 1931. Patih Bogor tahun 1946, Bupati Bogor 1948-1949 merangkap Bupati Lebak serta menjadi Gubernur Jabar (1956-1960).


Pada tahun 1946 Ipik Gandamana diangkat menjadi Patih Bogor. Saat itu Wilayah Bogor dalam kondisi yang mencekam dan menegangkan, karena tentara Belanda telah menyebar di Bogor termasuk mata-matanya dan menyebarkan politik adu domba (de vide impera). Beberapa kali Ipik Gandamana dibujuk untuk bergabung dengan Belanda, dengan berbagai macam cara termasuk iming-iming jabatan menjadi patih Bogor di lingkungan pemerintahan Belanda Recomba, namun beliau tetap menolak dan membela Pemerintah Republik Indonesia. Saat dalam pengasingan, Ipik Gandamana menerima tugas dari Pemerintah RI untuk menyusun pemerintahan Kabupaten Bogor darurat,dan beliau ditetapkan menjadi Bupati Bogor, kemudian diangkat lagi oleh wakil Gubernur Jawa Barat untuk merangkap menjadi Bupati Lebak. Perjalanan panjang Ipik Gandamana dalam mengemban amanah, selain berkaitan dengan penyusunan pemerintahan daruirat Kabupaten Bogor tidak pernah berhenti, walaupun harus menghuni sel di penjara Paledang, karena tidak mau bekerjasama dengan pemerintah Belanda/Recomba.

Hal yang sangat menarik dari sosok Bupati Pertama ini, beliau dangan menyukai tutut (semacam keong yang hidup disawah) atau lebih dikenal dengan “Daging Pangenyot”adalah merupakan pelengkap lauk pauk di lokasi pengsingannya. Dan sosok inilah yang patut ditiru dan diteladani bagi generasi selanjutnya dilingkungan Pemerintah Kabupaten Bogor. Pamrihnya hanya satu berjuang dan mengbdi bagi kepentingan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta selalu mengharapkan ridho Allah SWT

sumber: